Minor PageRank Update

Kamis, 31 Desember 2009

Iseng-iseng check blog saya pake pagerank checker, ternyata google sudah melakukan Pagerank Update (yang minor kali ya) dan alhamdulillah, blog yang membahas hal-hal mengenai SEO, traffic, teknik service, informasi dan hal-hal campur aduk lainnya ini, mendapatkan hadiah berupa Pagerank 1. Dibanding blog lain yang sudah lebih tinggi PR nya, saya tetap bangga, karena usia blog ini masih belia,

Software MediaMonkey

Saat ini begitu banyak perangkat lunak audio player, dari mulai yang gratis sampai yang berbayar. Dan salah satu software audio player gratis yang patut Anda miliki dan gunakan adalah MediaMonkey.

MediaMonkey merupakan perangkat lunak untuk mengatur dan mendengarkan lagu ataupun musik kesayangan Anda. Sedangkan bagi para pengguna iPod, MediaMonkey dapat menjadi tool terbaik bagi iPod kesayangan Anda.

Berbagai format file audio/video player didukung oleh perangkat lunak yang satu ini, antara lain OGG, WMA, MPC, FLAC, APE, WAV dan MP3.

Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk CD ripper, CD/DVD burner, audio converter, dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan tool yang satu ini. Selain itu, tool ini memiliki fungsi dalam mensikronisasikan file musik yang terdapat pada portable audio device milik Anda.

File size: 7.2 MB (freeware)
Sistem operasi: Windows 2000/XP/Vista

Download


increase your traffic with klikrar : Dapat Dollar Dari Kontes

Selasa, 29 Desember 2009

increase your traffic with klikrar : Dapat Dollar Dari Kontes
Kontes SEO increase your traffic with klikrar memang sangat menarik. Kenapa? Karena hadiah yang ditawakan klikrar.com ini relatif kecil, dan berbentuk dollar, serta dibayarkan secara online, alias lewat paypal.
Bagi pemenang pertama, akan mendapatkan hadiah $50, yang kalau dirupiahkan dengan kurs Rp. 10.000, maka akan pemenang pertama

Ini Dia Makanan Pembangkit Gairah

Selasa, 29 Desember 2009 | 10:56 WITA

VITAMIN dan mineral tertentu bisa membantu mendorong tingkat hormon seseorang, menambah sensitivitas, dan membuat momen bercinta makin panas dengan cara yang tak kentara. Jika suatu waktu Anda mendapati diri Anda lebih bergairah dari malam-malam sebelumnya, maka coba cek menu Anda, mungkin makanan-makanan ini bisa menjadi pencetusnya.

Stroberi
Selain bentuknya yang sudah menggoda, kandungan di dalamnya pun juga memiliki khasiat yang "menggoda". Stroberi mengandung antioksidan dan mampu membantu sirkulasi pada tubuh. Itulah yang dibutuhkan untuk membantu memompa darah saat berkegiatan fisik nanti malam.

Telur
Entah itu direbus, diorak-arik, dibuat dengan bentuk dadar, tetap saja telur mengandung vitamin B6. Vitamin tersebut membantu tubuh mencapai keseimbangan hormon dan membantu Anda menghadapi stres. Vitamin B6 tak hanya berasal dari telur, tapi bisa juga dari bayam, wortel, kacang polong, biji bunga matahari, atau ikan.

Steak
Daging sapi dan daging merah lainnya bisa membantu tubuh memproduksi hormon prolaktin, yang dalam level tinggi bisa meningkatkan gairah bercinta. Namun tak hanya ada di daging-dagingan, Anda juga bisa mendapatkannya dari nasi merah, roti whole-grain, sayuran berdaun hijau, dan keju Cheshire atau Lancashire.

Bawang putih
Meski aromanya tidak akan membantu Anda untuk bercinta, khasiat bawang putih yang membantu membuka saluran darah merah, dan meningkatkan sirkulasi peredaran darah, akan membantu meningkatkan gairah Anda.

Jeruk
Makanan yang kaya akan vitamin C tak hanya baik untuk melawan flu, tapi juga bisa membantu meningkatkan gairah bercinta. Pasalnya, vitamin C meningkatkan level oksitosin seseorang, yakni hormon yang meningkatkan perasaan ingin merasa dekat dengan orang lain, lewat cara tergamblang manusia, yakni berpelukan.

Oatmeal
Mungkin bentuknya tidak menarik, namun menurut studi, oatmeal meningkatkan level testosteron dalam aliran darah seseorang.

Jahe
Jahe bisa membantu menghangatkan tubuh karena ia bisa meningkatkan metabolisme tubuh seseorang, yang bisa membuat tubuh memanas dan penuh energi, termasuk untuk bercinta.

Madu
Biasa menambahkan gula pada teh Anda? Coba ganti dengan pemanis alami ini. Madu mengandung boron, mineral yang bisa meningkatkan level libido seseorang, yang bisa mendorong hormon testosteron seseorang.

Cokelat
Nah, yang satu ini sudah sangat terkenal akan kemampuannya menambah gairah bercinta. Pasalnya, ada zat di dalamnya yang bernama methylxanthine, yang mencetus pelepasan dopamin dalam tubuh. Hal inilah yang membuat Anda mudah merasa dimabuk kepayang dan membuat Anda mudah luluh di pelukannya

Senin, 28 Desember 2009

Wanita Mudah Mencapai Kenikmatan

Selasa, 29 Desember 2009 14:11 WITA


WANITA memang mudah mencapai puncak kenikmatan (orgasme), bahkan hingga berulang kali. Namun, berapa lama waktu yang dibutuhkan wanita guna mencapai The Big O?
Konon, saat wanita terangsang, aliran darah di tubuhnya tak hanya terfokus pada Miss V-nya saja. Namun, di seluruh area sensitif wanita pun bila dirangsang dengan tepat dapat membantu wanita mencapai puncak kenikmatan.
Redbook Love Network Expert, Lou Paget memaparkan, daripada pria, wanita lebih mudah meraih multi orgasme dalam satu kali permainan. Ini disinyalir karena tubuh wanita tidak melalui waktu pemulihan pascaorgasme.

"Ini berarti wanita lebih bisa merasakan orgasme lebih lama, dan berulang-ulang," jelas Paget.

Konon, orgasme yang dialami wanita terbagi menjadi 3 jenis. Apa saja itu? Berikut ini Redbookmag menjabarkannya untuk Anda.

Compound singles

Orgasme ini terpisah satu sama lain. Bila wanita telah mencapai orgasme pertama. Butuh jeda waktu untuk hasratnya kembali berada di puncak. Lou Paget mengibaratkan orgasme compound singles seperti rantai kalung mutiara yang panjang.

Sequential multiple

Sebagian orgasme terjadi dua sampai 10 menit dalam satu kali pergumulan. Dengan jeda sesaat untuk menikmati sensasi orgasme, lalu kembali terangsang hebat. Orgasme ini terjadi berkali-kali pada wanita.

Jadi, bisa Anda bayangkan bagaimana nikmatnya bukan?

Serial multiple

Orgasme jenis ini merupakan rangkaian serial yang terpisah satu sama lain ketika berlangsung. Ketika wanita dapat meraih orgasme pertama, orgasme berikutnya bisa dicapai dalam hitungan detik ataupun satu menit pascaorgasme pertamanya.

Wanita yang berhasil mencapai multi orgasme, dia berada di titik klimaks panjang yang membuat tubuhnya mengalami "kejang" seketika.

Ciri-Ciri Penduduk Surga

By Ruslan : Selasa 29 Desember 2009 12:13 Wita

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan surga bagi hamba-hamba yang beriman dan menciptakan neraka bagi orang-orang kafir. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada nabi dan rasul akhir zaman, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba�du.
Berikut ini adalah sebagian ciri-ciri dan karakter orang-orang yang dijanjikan oleh Allah mendapatkan surga beserta segala kenikmatan yang ada di dalamnya, yang sama sekali belum pernah terlihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga, dan belum terlintas dalam benak manusia. Semoga Allah menjadikan kita termasuk di antara penduduk surga-Nya.

1. Beriman dan beramal salih

Allah ta�ala berfirman,

????????? ????????? ???????? ?????????? ????????????? ????? ?????? ???????? ??????? ???? ????????? ????????????

�Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai�� (Qs. al-Baqarah: 25)

Ibnu Abi Zaid al-Qairawani rahimahullah mengatakan,

????? ???????? ????? ??????????? ???????? ??????? ??????? ?????????? ????? ??????? ????????? ???????? ?????????? ????? ???? ???????? ???? ??????????? ??? ???????? ????? ???????? ????? ??????? ??? ????? ??????? ????? ???????? ??? ???? ??????? ????????? ????? ??????????? ?????????.

�Iman adalah ucapan dengan lisan, keikhlasan dengan hati, dan amal dengan anggota badan. Ia bertambah dengan bertambahnya amalan dan berkurang dengan berkurangnya amalan. Sehingga amal-amal bisa mengalami pengurangan dan ia juga merupakan penyebab pertambahan -iman-. Tidak sempurna ucapan iman apabila tidak disertai dengan amal. Ucapan dan amal juga tidak sempurna apabila tidak dilandasi oleh niat -yang benar-. Sementara ucapan, amal, dan niat pun tidak sempurna kecuali apabila sesuai dengan as-Sunnah/tuntunan.� (Qathfu al-Jani ad-Dani karya Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad, hal. 47)

al-Baghawi rahimahullah menyebutkan riwayat dari Utsman bin Affan radhiyallahu�anhu bahwa yang dimaksud amal salih adalah mengikhlaskan amal. Maksudnya adalah bersih dari riya�. Mu�adz bin Jabal radhiyallahu�anhu mengatakan, �Amal salih adalah yang di dalamnya terdapat empat unsur: ilmu, niat yang benar, sabar, dan ikhlas.� (Ma�alim at-Tanzil [1/73] as-Syamilah)

2. Bertakwa

Allah ta�ala berfirman,

?????????? ????????? ?????? ????????? ???????? ??????? ???? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ??????????? ??????????? ??????????? ???? ??????? ????????? ??????? ????????????

�Bagi orang-orang yang bertakwa terdapat balasan di sisi Rabb mereka berupa surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, begitu pula mereka akan mendapatkan istri-istri yang suci serta keridhaan dari Allah. Allah Maha melihat hamba-hamba-Nya.� (Qs. Ali Imran: 15)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menguraikan jati diri orang bertakwa. Mereka itu adalah orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka. Mereka menjaga diri dari siksa-Nya dengan cara melakukan apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka dalam rangka menaati-Nya dan karena mengharapkan balasan/pahala dari-Nya. Selain itu, mereka meninggalkan apa saja yang dilarang oleh-Nya juga demi menaati-Nya serta karena khawatir akan tertimpa hukuman-Nya (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 119 cet Dar al-�Aqidah 1423 H).

Termasuk dalam cakupan takwa, yaitu dengan membenarkan berbagai berita yang datang dari Allah dan beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan syari�at, bukan dengan tata cara yang diada-adakan (baca: bid�ah). Ketakwaan kepada Allah itu dituntut di setiap kondisi, di mana saja dan kapan saja. Maka hendaknya seorang insan selalu bertakwa kepada Allah, baik ketika dalam keadaan tersembunyi/sendirian atau ketika berada di tengah keramaian/di hadapan orang (lihat Fath al-Qawiy al-Matin karya Syaikh Abdul Muhsin al-�Abbad hafizhahullah, hal. 68 cet. Dar Ibnu �Affan 1424 H)

an-Nawawi rahimahullah menjelaskan, salah satu faktor pendorong untuk bisa menumbuhkan ketakwaan kepada Allah adalah dengan senantiasa menghadirkan keyakinan bahwasanya Allah selalu mengawasi gerak-gerik hamba dalam segala keadaannya (Syarh al-Arba�in, yang dicetak dalam ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 142 cet Markaz Fajr dan Ulin Nuha lil Intaj al-I�lami)

Syaikh as-Sa�di rahimahullah memaparkan bahwa keberuntungan manusia itu sangat bergantung pada ketakwaannya. Oleh sebab itu Allah memerintahkan (yang artinya), �Bertakwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu beruntung. Dan jagalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang kafir.� (Qs. Ali Imron: 130-131). Cara menjaga diri dari api neraka adalah dengan meninggalkan segala sesuatu yang menyebabkan terjerumus ke dalamnya, baik yang berupa kekafiran maupun kemaksiatan dengan berbagai macam tingkatannya. Karena sesungguhnya segala bentuk kemaksiatan -terutama yang tergolong dosa besar- akan menyeret kepada kekafiran, bahkan ia termasuk sifat-sifat kekafiran yang Allah telah menjanjikan akan menempatkan pelakunya di dalam neraka. Oleh sebab itu, meninggalkan kemaksiatan akan dapat menyelamatkan dari neraka dan melindunginya dari kemurkaan Allah al-Jabbar. Sebaliknya, berbagai perbuatan baik dan ketaatan akan menimbulkan keridhaan ar-Rahman, memasukkan ke dalam surga dan tercurahnya rahmat bagi mereka (Taisir al-Karim ar-Rahman [1/164] cet Jum�iyah Ihya� at-Turots al-Islami)

Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengimbuhkan, bahwa tercakup dalam ketakwaan -bahkan merupakan derajat ketakwaan yang tertinggi- adalah dengan melakukan berbagai perkara yang disunnahkan (mustahab) dan meninggalkan berbagai perkara yang makruh, tentu saja apabila yang wajib telah ditunaikan dan haram ditinggalkan (Jami� al-�Ulum wa al-Hikam, hal. 211 cet Dar al-Hadits 1418 H)

Ibnu Rajab rahimahullah menyebutkan riwayat dari Mu�adz bin Jabal radhiyallahu�anhu, Mu�adz ditanya tentang orang-orang yang bertakwa. Maka beliau menjawab, �Mereka adalah suatu kaum yang menjaga diri dari kemusyrikan, peribadahan kepada berhala, dan mengikhlaskan ibadah mereka hanya untuk Allah.� al-Hasan mengatakan, �Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang menjauhi perkara-perkara yang diharamkan Allah kepada mereka dan menunaikan kewajiban yang diperintahkan kepada mereka.� Umar bin Abdul Aziz rahimahullah juga menegaskan bahwa ketakwaan bukanlah menyibukkan diri dengan perkara yang sunnah namun melalaikan yang wajib. Beliau rahimahullah berkata, �Ketakwaan kepada Allah bukan sekedar dengan berpuasa di siang hari, sholat malam, dan menggabungkan antara keduanya. Akan tetapi hakikat ketakwaan kepada Allah adalah meninggalkan segala yang diharamkan Allah dan melaksanakan segala yang diwajibkan Allah. Barang siapa yang setelah menunaikan hal itu dikaruni amal kebaikan maka itu adalah kebaikan di atas kebaikan.� Thalq bin Habib rahimahullah berkata, �Takwa adalah kamu melakukan ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah karena mengharapkan pahala dari Allah, serta kamu meninggalkan kemaksiatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah karena takut hukuman Allah.� (dinukil dari Jami� al-�Ulum wa al-Hikam, hal. 211 cet Dar al-Hadits 1418 H)

Pokok dan akar ketakwaan itu tertancap di dalam hati. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, �Pada hakikatnya ketakwaan yang sebenarnya itu adalah ketakwaan dari dalam hati, bukan semata-mata ketakwaan anggota tubuh. Allah ta�ala berfirman (yang artinya), �Yang demikian itu dikarenakan barang siapa yang mengagungkan syi�ar-syi�ar Allah, maka sesungguhnya itu semua muncul dari ketakwaan yang ada di dalam hati.� (Qs. al-Hajj: 32). Allah juga berfirman (yang artinya), �Tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah -hewan kurban itu-, akan tetapi yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan dari kalian.� (Qs. al-Hajj: 37). Nabi shallallahu �alaihi wa sallam bersabda, �Ketakwaan itu sumbernya di sini.� Seraya beliau mengisyaratkan kepada dadanya (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu�anhu).� (al-Fawa�id, hal. 136 cet. Dar al-�Aqidah 1425 H)

Namun, perlu diingat bahwa hal itu bukan berarti kita boleh meremehkan amal-amal lahir, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, �Petunjuk yang paling sempurna adalah petunjuk Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam. Sementara itu, beliau adalah orang yang telah menunaikan kedua kewajiban itu -lahir maupun batin- dengan sebaik-baiknya. Meskipun beliau adalah orang yang memiliki kesempurnaan dan tekad serta keadaan yang begitu dekat dengan pertolongan Allah, namun beliau tetap saja menjadi orang yang senantiasa mengerjakan sholat malam sampai kedua kakinya bengkak. Bahkan beliau juga rajin berpuasa, sampai-sampai dikatakan oleh orang bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berjihad di jalan Allah. Beliau pun berinteraksi dengan para sahabatnya dan tidak menutup diri dari mereka. Beliau sama sekali tidak pernah meninggalkan amalan sunnah dan wirid-wirid di berbagai kesempatan yang seandainya orang-orang yang perkasa di antara manusia ini berupaya untuk melakukannya niscaya mereka tidak akan sanggup melakukan seperti yang beliau lakukan. Allah ta�ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menunaikan syari�at-syari�at Islam dengan perilaku lahiriyah mereka, sebagaimana Allah juga memerintahkan mereka untuk mewujudkan hakikat-hakikat keimanan dengan batin mereka. Salah satu dari keduanya tidak akan diterima, kecuali apabila disertai dengan �teman� dan pasangannya�� (al-Fawa�id, hal. 137 cet. Dar al-�Aqidah 1425 H)

3. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah ta�ala berfirman,

?????? ?????? ??????? ??????????? ?????????? ???????? ??????? ???? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ???????? ????????? ?????????

�Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.� (Qs. an-Nisa�: 13)

Allah ta�ala berfirman tentang mereka,

???????? ????? ?????? ?????????????? ????? ?????? ????? ??????? ??????????? ?????????? ?????????? ???? ????????? ????????? ??????????? ??????????? ???? ??????????????

�Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman itu ketika diseru untuk patuh kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul itu memutuskan perkara di antara mereka maka jawaban mereka hanyalah, �Kami dengar dan kami taati�. Hanya mereka itulah orang-orang yang beruntung.� (Qs. an-Nur: 51)

Allah ta�ala menyatakan,

???? ?????? ?????????? ?????? ??????? ???????

�Barang siapa taat kepada Rasul itu maka sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.� (Qs. An-Nisaa� : 80)

Allah ta�ala berfirman,

??? ???????? ????????? ???????? ???????????? ??????? ????????????? ????? ????????? ????? ??????????? ??????????? ????? ??????? ??????? ?????? ????????? ?????????? ????????? ???????? ???????????

�Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul, ketika menyeru kalian untuk sesuatu yang akan menghidupkan kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Allah yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya. Dan sesungguhnya kalian akan dikumpulkan untuk bertemu dengan-Nya.� (Qs. al-Anfal: 24)

Ketika menjelaskan kandungan pelajaran dari ayat ini, Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, �Sesungguhnya kehidupan yang membawa manfaat hanyalah bisa digapai dengan memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya. Barang siapa yang tidak muncul pada dirinya istijabah/sikap memenuhi dan mematuhi seruan tersebut maka tidak ada kehidupan sejati padanya. Meskipun sebenarnya dia masih memiliki kehidupan ala binatang yang tidak ada bedanya antara dia dengan hewan yang paling rendah sekalipun. Oleh sebab itu kehidupan yang hakiki dan baik adalah kehidupan pada diri orang yang memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya secara lahir dan batin. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar hidup, walaupun tubuh mereka telah mati. Adapun selain mereka adalah orang-orang yang telah mati, meskipun badan mereka masih hidup. Oleh karena itulah maka orang yang paling sempurna kehidupannya adalah yang paling sempurna di antara mereka dalam memenuhi seruan dakwah Rasul shallallahu �alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya di dalam setiap ajaran yang beliau dakwahkan terkandung unsur kehidupan sejati. Barang siapa yang luput darinya sebagian darinya maka itu artinya dia telah kehilangan sebagian unsur kehidupan, dan di dalam dirinya mungkin masih terdapat kehidupan sekadar dengan besarnya istijabahnya terhadap Rasul shallallahu �alaihi wa sallam.� (al-Fawa�id, hal. 85-86 cet. Dar al-�Aqidah)

4. Cinta dan Benci karena Allah

Allah ta�ala berfirman,

??? ?????? ??????? ??????????? ????????? ??????????? ????????? ??????????? ???? ?????? ??????? ??????????? ?????? ??????? ??????????? ???? ????????????? ???? ????????????? ???? ????????????? ????????? ?????? ??? ??????????? ??????????? ????????????? ??????? ?????? ?????????????? ???????? ??????? ???? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ?????? ??????? ???????? ???????? ?????? ????????? ?????? ??????? ????? ????? ?????? ??????? ???? ??????????????

�Tidak akan kamu jumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih sayang kepada orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka, maupun sanak keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang ditetapkan Allah di dalam hati mereka dan Allah kuatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya, Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah, ketahuilah sesungguhnya hanya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.� (Qs. al-Mujadalah: 22)

Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

???? ??????? ??????? ?????????? ??????? ????????? ??????? ???????? ??????? ?????? ??????????? ?????????? �.

�Barang siapa yang mencintai karena Allah. Membenci karena Allah. Memberi karena Allah. Dan tidak memberi juga karena Allah. Maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya.� (HR. Abu Dawud, disahihkan al-Albani dalam Shahih wa Dha�if Sunan Abu Dawud [10/181] as-Syamilah)

Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

??????????? ??????? ???????? ??? ???????? ?????????? ?????? ??????? ??????? ???????? ???? ????????? ??????????

�Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dicintainya daripada orang tua dan anak-anaknya.� (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

????? ??????????? ????? ???????????? ??????? ?????????? ?????? ????????????

�Ciri keimanan yaitu mencintai kaum Anshar, sedangkan ciri kemunafikan yaitu membenci kaum Anshar.� (HR. Bukhari)

5. Berinfak di kala senang maupun susah

Allah ta�ala berfirman,

??????????? ????? ?????????? ???? ????????? ????????? ????????? ???????????? ??????????? ????????? ?????????????? ????????? ??????????? ??? ??????????? ????????????? ??????????????? ????????? ????????????? ???? ???????? ????????? ??????? ?????????????? ??????????? ????? ???????? ????????? ???? ???????? ???????????? ???????? ??????? ??????????????? ????????????? ?????? ???????? ?????????? ?????? ??????? ?????? ????????? ????? ??? ???????? ?????? ???????????

�Bersegeralah menuju ampunan Rabb kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya di kala senang maupun di kala susah, orang-orang yang menahan amarah, yang suka memaafkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri mereka sendiri maka mereka pun segera mengingat Allah lalu meminta ampunan bagi dosa-dosa mereka, dan siapakah yang mampu mengampuni dosa selain Allah. Dan mereka juga tidak terus menerus melakukan dosanya sementara mereka mengetahuinya.� (Qs. Ali Imron: 133-135)

Membelanjakan harta di jalan Allah merupakan ciri orang-orang yang bertakwa. Allah ta�ala berfirman,

??? ?????? ?????????? ??? ?????? ????? ????? ?????????????? ????????? ??????????? ??????????? ???????????? ?????????? ???????? ????????????? ???????????

�Alif lam mim. Ini adalah Kitab yang tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang beriman kepada perkara gaib, mendirikan sholat, dan membelanjakan sebagian harta yang Kami berikan kepada mereka.� (Qs. al-Baqarah: 1-3)

Syaikh as-Sa�di memaparkan, infak yang dimaksud dalam ayat di atas mencakup berbagai infak yang hukumnya wajib seperti zakat, nafkah untuk istri dan kerabat, budak, dan lain sebagainya. Demikian juga ia meliputi infak yang hukumnya sunnah melalui berbagai jalan kebaikan. Di dalam ayat di atas Allah menggunakan kata min yang menunjukkan makna sebagian, demi menegaskan bahwa yang dituntut oleh Allah hanyalah sebagian kecil dari harta mereka, tidak akan menyulitkan dan memberatkan bagi mereka. Bahkan dengan infak itu mereka sendiri akan bisa memetik manfaat, demikian pula saudara-saudara mereka yang lain. Di dalam ayat tersebut Allah juga mengingatkan bahwa harta yang mereka miliki merupakan rezki yang dikaruniakan oleh Allah, bukan hasil dari kekuatan mereka semata. Oleh sebab itu Allah memerintahkan mereka untuk mensyukurinya dengan cara mengeluarkan sebagian kenikmatan yang diberikan Allah kepada mereka dan untuk berbagi rasa dengan saudara-saudara mereka yang lain (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [1/30] cet. Jum�iyah Ihya� at-Turots al-Islami)

6. Memiliki hati yang selamat

Allah ta�ala berfirman,

?????? ??? ???????? ????? ????? ??????? ?????? ???? ????? ??????? ???????? ???????

�Pada hari itu -hari kiamat- tidak bermanfaat lagi harta dan keturunan, melainkan bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.� (Qs. as-Syu�ara: 88-89)

Abu Utsman an-Naisaburi rahimahullah mengatakan tentang hakikat hati yang selamat, �Yaitu hati yang terbebas dari bid�ah dan tenteram dengan Sunnah.� (disebutkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya [6/48] cet Maktabah Taufiqiyah)

Imam al-Baghawi rahimahullah mengatakan bahwa hakikat hati yang selamat itu adalah, �Hati yang bersih dari syirik dan keragu-raguan. Adapun dosa, maka tidak ada seorang pun yang bisa terbebas darinya. Ini adalah pendapat mayoritas ahli tafsir.� (Ma�alim at-Tanzil [6/119], lihat juga Tafsir Ibnu Jarir at-Thabari [19/366] as-Syamilah)

Imam al-Alusi rahimahullah juga menyebutkan bahwa terdapat riwayat dari para ulama salaf seperti Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, Ibnu Sirin, dan lain-lain yang menafsirkan bahwa yang dimaksud hati yang selamat adalah, �Hati yang selamat dari penyakit kekafiran dan kemunafikan.� (Ruh al-Ma�ani [14/260] as-Syamilah)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, �Pengertian paling lengkap tentang makna hati yang selamat itu adalah hati yang terselamatkan dari segala syahwat yang menyelisihi perintah Allah dan larangan-Nya. Hati yang bersih dari segala macam syubhat yang bertentangan dengan berita dari-Nya. Oleh sebab itu, hati semacam ini akan terbebas dari penghambaan kepada selain-Nya. Dan ia akan terbebas dari tekanan untuk berhukum kepada selain Rasul-Nya�� (Ighatsat al-Lahfan, hal. 15 cet. Dar Thaibah)

Syaikh as-Sa�di rahimahullah mengatakan, �Hati yang selamat artinya yang bersih dari: kesyirikan, keragu-raguan, mencintai keburukan, dan terus menerus dalam bid�ah dan dosa-dosa. Konsekuensi bersihnya hati itu dari apa-apa yang disebutkan tadi adalah ia memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengannya. Berupa keikhlasan, ilmu, keyakinan, cinta kebaikan dan memandang indah kebaikan itu di dalam hati, dan juga kehendak dan kecintaannya pun mengikuti kecintaan Allah, hawa nafsunya tunduk mengikuti apa yang datang dari Allah.� (Taisir al-Karim ar-Rahman hal. 592-593 cet. Mu�assasah ar-Risalah)

Ibnul Qayyim rahimahullah juga menjelaskan karakter si pemilik hati yang selamat itu, �� apabila dia mencintai maka cintanya karena Allah. Apabila dia membenci maka bencinya karena Allah. Apabila dia memberi maka juga karena Allah. Apabila dia mencegah/tidak memberi maka itupun karena Allah�� (Ighatsat al-Lahfan, hal. 15 cet. Dar Thaibah)

Demikianlah sekelumit yang bisa kami tuangkan dalam lembaran ini. Semoga bermanfaat bagi yang menulis, membaca maupun yang menyebarkannya. Wa shallallahu �ala Nabiyyina Muhammadin wa �ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil �alamin.

10 Kerusakan Dalam Perayaan Tahun Baru

By Ruslan Selasa 29 Desember 2009 11:28 Wita

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah, Rabb yang memberikan hidayah demi hidayah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Manusia di berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan Islam -agama yang hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan merayakannya diperbolehkan? Semoga artikel yang singkat ini bisa menjawabnya.

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]

Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru ini terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.

Berikut adalah beberapa kerusakan akibat seorang muslim merayakan tahun baru.

Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan �Ied (Perayaan) yang Haram

Perlu diketahui bahwa perayaan (�ied) kaum muslimin ada dua yaitu �Idul Fithri dan �Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan,

????? ???????? ??????????????? ????????? ??? ????? ?????? ??????????? ???????? ???????? ?????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? ???????????? ????? ????? ?????? ????????? ??????????? ???????? ?????? ???????????? ??????? ??????? ??????? ????????? ?????? ????????? ???????? ??????????

�Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu �alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, �Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.��[2]

Namun setelah itu muncul berbagai perayaan (�ied) di tengah kaum muslimin. Ada perayaan yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar meniru-niru orang kafir. Di antara perayaan yang kami maksudkan di sini adalah perayaan tahun baru Masehi. Perayaan semacam ini berarti di luar perayaan yang Nabi shallallahu �alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan yang lebih baik yang Allah ganti. Karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua yang dikatakan baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.

Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts �Ilmiyyah wal Ifta�, komisi fatwa di Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, �Yang disebut �ied atau hari perayaan secara istilah adalah semua bentuk perkumpulan yang berulang secara periodik boleh jadi tahunan, bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi dalam ied terkumpul beberapa hal:

  1. Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
  2. Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
  3. Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa ritual ibadah ataupun non ibadah.

Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:

  1. Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri kepada Allah dan mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala, atau
  2. Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah atau golongan-golongan orang kafir yang lain maka hukumnya adalah bid�ah yang terlarang karena tercakup dalam sabda Nabi shallallahu �alaihi wa sallam,
    ???? ???????? ??? ????????? ????? ??? ?????? ?????? ?????? ?????
    Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah bagian dari agama maka amal tersebut tertolak.� (HR. Bukhari dan Muslim)

Misalnya adalah peringatan maulid nabi, hari ibu dan hari kemerdekaan. Peringatan maulid nabi itu terlarang karena hal itu termasuk mengada-adakan ritual yang tidak pernah Allah izinkan di samping menyerupai orang-orang Nasrani dan golongan orang kafir yang lain. Sedangkan hari ibu dan hari kemerdekaan terlarang karena menyerupai orang kafir.�[3] -Demikian penjelasan Lajnah-

Begitu pula perayaan tahun baru termasuk perayaan yang terlarang karena menyerupai perayaan orang kafir.

Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir

Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita shallallahu �alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

� ??? ??????? ?????????? ?????? ???????? ???????? ???????? ?????????? ????????? ? ??????? ???????? ?????????? ????????? � . ??????? ??? ??????? ??????? ????????? ?????????? . ??????? � ?????? ???????? ?????? ????????? �

Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.� Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu �alaihi wa sallam-, �Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?� Beliau menjawab, �Selain mereka, lantas siapa lagi?�[4]

Dari Abu Sa�id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

?????????????? ?????? ????????? ???? ?????????? ??????? ???????? ?????????? ????????? ?????? ???? ???????? ??? ?????? ????? ??????????????????? . ??????? ??? ??????? ??????? ?????????? ????????????? ????? ??????

�Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.� Kami (para sahabat) berkata, �Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?� Beliau menjawab, �Lantas siapa lagi?� [5]

An Nawawi -rahimahullah- ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, �Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dziro� (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal kekufuran. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.�[6]

Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu �alaihi wa sallam. Apa yang beliau katakan memang benar-benar terjadi saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.

Ingatlah, Nabi shallallahu �alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh).

Beliau bersabda,

???? ????????? ???????? ?????? ????????

�Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.� [7]

Menyerupai orang kafir (tasyabbuh) ini terjadi dalam hal pakaian, penampilan dan kebiasaan. Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil Al Qur�an, As Sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma�).[8]

Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru

Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyari�atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun. �Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama�ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya�, demikian ungkapan sebagian orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari�atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami utarakan.

Jika ada yang mengatakan, �Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak bermanfaat, mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik.�

Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas�ud ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu �alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas�ud,

????????? ??? ????? ?????? ??????????? ??? ????????? ?????? ?????????.

Demi Allah, wahai Abu �Abdurrahman (Ibnu Mas�ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.�

Ibnu Mas�ud lantas berkata,

?????? ???? ??????? ?????????? ???? ?????????

Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.� [9]

Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu �alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah.

Kerusakan Keempat: Terjerumus dalam Keharaman dengan Mengucapkan Selamat Tahun Baru

Kita telah ketahui bersama bahwa tahun baru adalah syiar orang kafir dan bukanlah syiar kaum muslimin. Jadi, tidak pantas seorang muslim memberi selamat dalam syiar orang kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak dibolehkan berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma�).

Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah mengatakan, �Adapun memberi ucapan selamat pada syi�ar-syi�ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma� (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, �Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu�, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.� Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.

Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid�ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta�ala.�[10]

Kerusakan Kelima: Meninggalkan Perkara Wajib yaitu Shalat Lima Waktu

Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na�udzu billahi min dzalik.

Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.

Ibnul Qoyyim -rahimahullah- mengatakan, �Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja termasuk dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.�[11]

Adz Dzahabi �rahimahullah- juga mengatakan, �Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).�[12]

Nabi shallallahu �alaihi wa sallam pun mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, �Aku mendengar Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

????????? ??????? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ????????? ?????? ??????

Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.�[13] Oleh karenanya, seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar.

Dengan merayakan tahun baru, seseorang dapat pula terluput dari amalan yang utama yaitu shalat malam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

???????? ?????????? ?????? ???????????? ??????? ?????????

Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.�[14] Shalat malam adalah sebaik-baik shalat dan shalat yang biasa digemari oleh orang-orang sholih. Seseorang pun bisa mendapatkan keutamaan karena bertemu dengan waktu yang mustajab untuk berdo�a yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Sungguh sia-sia jika seseorang mendapati malam tersebut namun ia menyia-nyiakannya. Melalaikan shalat malam disebabkan mengikuti budaya orang barat, sungguh adalah kerugian yang sangat besar.

Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat

Begadang tanpa ada kepentingan yang syar�i dibenci oleh Nabi shallallahu �alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,

????? ??????? ??????? � ??? ???? ???? ???? � ????? ???????? ????????? ?????? ?????????? ???????????? ?????????

Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat �Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.�[15]

Ibnu Baththol menjelaskan, �Nabi shallallahu �alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat �Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama�ah. �Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, �Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!�[16] Apalagi dengan begadang, ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!

Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina

Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul dengan lawan jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi. Padahal dengan melakukan seperti pandangan, tangan dan bahkan kemaluan telah berzina. Ini berarti melakukan suatu yang haram.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu �anhu, Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

?????? ????? ????? ????? ????????? ???? ???????? ???????? ?????? ??? ????????? ?????????????? ?????????? ????????? ????????????? ?????????? ????????????? ???????????? ??????? ?????????? ????????? ???????? ????????? ??????????? ???????? ???????? ??????????? ??????? ???????????? ??????????? ?????? ????????? ?????????????

Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.�[17]

Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin

Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu �alaihi wa sallam,

??????????? ???? ?????? ?????????????? ???? ????????? ????????

Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.�[18]

Ibnu Baththol mengatakan, �Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, �Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut�.�[19] Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu?!

Kerusakan Kesembilan: Meniru Perbuatan Setan dengan Melakukan Pemborosan

Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Masya Allah sangat banyak sekali jumlah uang yang dibuang sia-sia. Itulah harta yang dihamburkan sia-sia dalam waktu semalam untuk membeli petasan, kembang api, mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas musik, dsb. Padahal Allah Ta�ala telah berfirman,

???? ????????? ?????????? ????? ??????????????? ??????? ????????? ?????????????

�Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.� (Qs. Al Isro�: 26-27)

Ibnu Katsir mengatakan, �Allah ingin membuat manusia menjauh sikap boros dengan mengatakan: �Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.� Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.

Ibnu Mas�ud dan Ibnu �Abbas mengatakan, �Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.� Mujahid mengatakan, �Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).� Qotadah mengatakan, �Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.�[20]

Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga

Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang bermanfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu �alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang,

???? ?????? ????????? ????????? ???????? ??? ??? ?????????

�Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.� [21]

Ingatlah bahwa membuang-buang waktu itu hampir sama dengan kematian yaitu sama-sama memiliki sesuatu yang hilang. Namun sebenarnya membuang-buang waktu masih lebih jelek dari kematian.

Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, �(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.�[22]

Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta�ala berfirman,

???????? ???????????? ???? ??????????? ????? ??? ????????? ?????????? ??????????

�Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?� (Qs. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, �Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia.�[23]

Inilah di antara beberapa kerusakan dalam perayaan tahun baru. Sebenarnya masih banyak kerusakan lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu dalam tulisan ini karena saking banyaknya. Seorang muslim tentu akan berpikir seribu kali sebelum melangkah karena sia-sianya merayakan tahun baru. Jika ingin menjadi baik di tahun mendatang bukanlah dengan merayakannya. Seseorang menjadi baik tentulah dengan banyak bersyukur atas nikmat waktu yang Allah berikan. Bersyukur yang sebenarnya adalah dengan melakukan ketaatan kepada Allah, bukan dengan berbuat maksiat dan bukan dengan membuang-buang waktu dengan sia-sia. Lalu yang harus kita pikirkan lagi adalah apakah hari ini kita lebih baik dari hari kemarin? Pikirkanlah apakah hari ini iman kita sudah semakin meningkat ataukah semakin anjlok! Itulah yang harus direnungkan seorang muslim setiap kali bergulirnya waktu.

Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam saat ini. Perbaikilah keadaan saudara-saudara kami yang jauh dari aqidah Islam. Berilah petunjuk pada mereka agar mengenal agama Islam ini dengan benar.

�Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.� (Qs. Hud: 88)


Kiat Agar Tetap Istiqomah

By Ruslan Selasa, 29 Desember 2009 11:00 Wita

Seorang sahabat kami tercinta, dulunya adalah orang yang menuntun kami untuk mengenal ajaran islam yang haq (yang benar). Awalnya, ia begitu gigih menjalankan ajaran Nabi shallallahu �alaihi wa sallam. Ia pun selalu memberikan wejangan dan memberikan beberapa bacaan tentang Islam kepada kami. Namun beberapa tahun kemudian, kami melihatnya begitu berubah. Ajaran Nabi shallallahu �alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah suatu yang wajib bagi seorang pria, lambat laun menjadi pudar dari dirinya. Ajaran tersebut tertanggal satu demi satu. Dan setelah lepas dari dunia kampus, kabarnya pun sudah semakin tidak jelas. Kami hanya berdo�a semoga sahabat kami ini diberi petunjuk oleh Allah.

Berlatar belakang inilah, kami menyusun risalah ini. Dengan tujuan agar kaum muslimin yang telah mengenal agama Islam yang hanif ini dan telah mengenal lebih mendalam ajaran Nabi shallallahu �alaihi wa sallam bisa mengetahui bagaimanakah kiat agar tetap istiqomah dalam beragama, mengikuti ajaran Nabi dan agar bisa tegar dalam beramal. Semoga bermanfaat.

Keutamaan Orang yang Bisa Terus Istiqomah

Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.[1] Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali.

Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta�ala,
????? ????????? ??????? ???????? ??????? ????? ???????????? ??????????? ?????????? ????????????? ???? ????????? ???? ?????????? ???????????? ???????????? ??????? ???????? ??????????

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: �Rabb kami ialah Allah� kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): �Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu�.� (QS. Fushilat: 30)

Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir:

  1. Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid,
  2. Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu �Abbas, Al Hasan dan Qotadah,
  3. Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul �Aliyah dan As Sudi.[2]

Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan.

Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput[3] �Janganlah takut dan janganlah bersedih�. Mujahid, �Ikrimah, dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut: �Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.� Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan. [4]

Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira di sini bukan hanya dikatakan ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit. Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah.
Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat di atas, ia pun berdo�a, �Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah (Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).�[5]

Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah subhanahu wa ta�ala,
????? ????????? ??????? ???????? ??????? ????? ???????????? ???? ?????? ?????????? ???? ???? ???????????, ????????? ????????? ?????????? ?????????? ?????? ??????? ????? ??????? ???????????

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: �Rabb kami ialah Allah�, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.� (QS. Al Ahqaf: 13-14)

Dari Abu �Amr atau Abu �Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,
??? ??????? ??????? ???? ??? ??? ??????????? ??????? ??? ???????? ?????? ??????? ???????? � ????? ??????? ????? ????????? ???????? � ????? � ???? ??????? ????????? ??????????? �.

�Wahai Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, "selain engkau"]. Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda, �Katakanlah: �Aku beriman kepada Allah�, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.�[6] Ibnu Rajab mengatakan, �Wasiat Nabi shallallahu �alaihi wa sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.�[7]

Pasti Ada Kekurangan dalam Istiqomah

Ketika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabnnya adalah pada firman Allah Ta�ala,
???? ???????? ????? ?????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ?????????? ?????? ??????? ?????????????? ???????? ????????????????

Katakanlah: �Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.� (QS. Fushilat: 6). Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar (memohon ampun pada Allah).

Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, �Ayat di atas �Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya� merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah). Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus).�[8]

Kiat Agar Tetap Istiqomah

Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan.

Pertama: Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
Allah Ta�ala berfirman,
????????? ??????? ????????? ??????? ??????????? ?????????? ??? ?????????? ?????????? ????? ????????? ????????? ??????? ????????????? ?????????? ??????? ??? ???????

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.� (QS. Ibrahim: 27)

Tafsiran ayat �Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh �� dijelaskan dalam hadits berikut.
??????????? ????? ?????? ??? ????????? ???????? ???? ??? ?????? ?????? ??????? ??????? ?????????? ??????? ??????? ? ???????? ???????? : ????????? ??????? ????????? ??????? ??????????? ?????????? ??? ?????????? ?????????? ????? ????????? .

Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: �Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat�.�[9]

Qotadah As Sadusi mengatakan, �Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, pen).� Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya.[10]

Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat �Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu�? Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. Dia tentu memahami makna dua kalimat syahadat dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik.

Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan Ahlus Sunnah wal Jama�ah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.

Kedua: Mengkaji Al Qur�an dengan menghayati dan merenungkannya.

Allah menceritakan bahwa Al Qur�an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur�an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta�ala berfirman,
???? ????????? ????? ????????? ???? ??????? ?????????? ??????????? ????????? ??????? ??????? ????????? ???????????????

Katakanlah: �Ruhul Qudus (Jibril)[11] menurunkan Al Qur�an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)�.� (QS. An Nahl: 102)

Oleh karena itu, Al Qur�an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam ayat,
??????? ????????? ???????? ?????? ??????? ???????? ?????????? ???????? ????????? ???????? ??????????? ???? ????????? ?????????????? ?????????

Berkatalah orang-orang yang kafir: �Mengapa Al Qur�an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?�; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).� (QS. Al Furqon: 32)

Al Qur�an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. [12] Alasannya, karena Al Qur�an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah Ta�ala berfirman,
???? ?????????? ??????? ????? ?????????

Al Qur�an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.� (QS. Fushilat: 44). Qotadah mengatakan, �Allah telah menghiasi Al Qur�an sebagai cahaya dan keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang beriman.�[13] Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, �Katakanlah wahai Muhammad, Al Qur�an adalah petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai keraguan.�[14]

Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar mengkaji Al Qur�an dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri dengan perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Qur�an dan memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita jalani agar kita bisa terus istiqomah.

Ketiga: Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syari�at Allah

Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari�at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari �Aisyah �radhiyallahu �anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,
??????? ??????????? ????? ??????? ???????? ??????????? ?????? ?????

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta�ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.� �Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [15]

An Nawawi rahimahullah mengatakan, �Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta�ala. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.�[16]

Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, �Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu �alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat �Abdullah bin �Umar.�[17] Yaitu Ibnu �Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.

Dari �Abdullah bin �Amr bin Al �Ash radhiyallahu �anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam berkata padanya,
??? ?????? ??????? ? ??? ?????? ?????? ??????? ? ????? ??????? ????????? ???????? ??????? ?????????

Wahai �Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.�[18]

Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus �futur� (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg (terus menerus), maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.

Keempat: Membaca kisah-kisah orang sholih sehingga bisa dijadikan uswah (teladan) dalam istiqomah.

Dalam Al Qur�an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah Ta�ala berfirman,
???????? ??????? ???????? ???? ????????? ????????? ??? ????????? ???? ????????? ????????? ??? ?????? ???????? ???????????? ????????? ???????????????

Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.� (QS. Hud: 11)

Contohnya kita bisa mengambil kisah istiqomahnya Nabi Ibrahim.
??????? ?????????? ??????????? ???????????? ???? ???????? ?????????? (68) ??????? ??? ????? ?????? ??????? ?????????? ????? ???????????? (69) ??????????? ???? ??????? ??????????????? ?????????????? (70)

Mereka berkata: �Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak�. Kami berfirman: �Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim�. mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.� (QS. Al Anbiya�: 68-70)

Ibnu �Abbas radhiyallahu �anhuma berkata,
????? ?????? ???????????? ????? ???????? ??? ???????? ???????? ??????? ???????? ??????????

�Akhir perkataan Ibrahim ketika dilemparkan dalam kobaran api adalah �hasbiyallahu wa ni�mal wakil� (Cukuplah Allah sebagai penolong dan sebaik-baik tempat bersandar).�[19] Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian tersebut? Beliau menyandarkan semua urusannya pada Allah, sehingga ia pun selamat. Begitu pula kita ketika hendak istiqomah, juga sudah seharusnya melakukan sebagaimana yang Nabi Ibrahim contohkan. Ini satu pelajaran penting dari kisah seorang Nabi.

Begitu pula kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Nabi Musa �alaihis salam dalam firman Allah,
???????? ???????? ???????????? ????? ????????? ?????? ?????? ?????????????, ????? ???? ????? ?????? ?????? ???????????

Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: �Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul�. Musa menjawab: �Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku�.� (QS. Asy Syu�aro: 61-62). Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Musa �alaihis salam ketika berada dalam kondisi sempit? Dia begitu yakin dengan pertolongan Allah yang begitu dekat. Inilah yang bisa kita contoh.

Oleh karena itu, para salaf sangat senang sekali mempelajari kisah-kisah orang sholih agar bisa diambil teladan sebagaimana mereka katakan berikut ini.

Basyr bin Al Harits Al Hafi mengatakan,
????? ?????????? ??????? ??????? ?????????? ???????????? ??????? ?????????? ????????? ??????? ??????????? ??????????? ??????????

Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang yang sholih, pen) membuat hati menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun sebaliknya, ada manusia yang masih hidup (yaitu orang-orang fasik, pen) membuat hati ini mati karena melihat mereka.�[20] Itulah orang-orang sholih yang jika dipelajari jalan hidupnya akan membuat hati semakin hidup, walaupun mereka sudah tidak ada lagi di tengah-tengah kita. Namun berbeda halnya jika yang dipelajari adalah kisah-kisah para artis, yang menjadi public figure. Walaupun mereka hidup, bukan malah membuat hati semakin hidup. Mengetahui kisah-kisah mereka mati membuat kita semakin tamak pada dunia dan gila harta. Wallahul muwaffiq.

Imam Abu Hanifah juga lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih. Beliau rahimahullah mengatakan,
????????????? ???? ???????????? ????????????????? ??????? ?????? ???? ??????? ???? ????????? ?????????? ?????? ????????? ???????????????

Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka.�[21]

Begitu pula yang dilakukan oleh Ibnul Mubarok yang memiliki nasehat-nasehat yang menyentuh qolbu. Sampai-sampai �Abdurrahman bin Mahdi mengatakan mengenai Ibnul Mubarok, �Kedua mataku ini tidak pernah melihat pemberi nasehat yang paling bagus dari umat ini kecuali Ibnul Mubarok.�[22]

Nu�aim bin Hammad mengatakan, �Ibnul Mubarok biasa duduk-duduk sendirian di rumahnya. Kemudian ada yang menanyakan pada beliau, �Apakah engkau tidak kesepian?� Ibnul Mubarok menjawab, �Bagaimana mungkin aku kesepian, sedangkan aku selalu bersama Nabi shallallahu �alaihi wa sallam?� [23] Maksudnya, Ibnul Mubarok tidak pernah merasa kesepian karena sibuk mempelajari jalan hidup Nabi shallallahu �alaihi wa sallam.

Itulah pentingnya merenungkan kisah-kisah orang sholih. Hati pun tidak pernah kesepian dan gundah gulana, serta hati akan terus kokoh.

Kelima: Memperbanyak do�a pada Allah agar diberi keistiqomahan.

Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdo�a kepada Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur�an Allah Ta�ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo�a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Ta�ala berfirman,
??????????? ???? ??????? ??????? ?????? ??????????? ??????? ????? ???????? ????? ??????????? ??? ??????? ??????? ????? ???????? ????? ???????????? ????????? ??????? ????????????? (146) ????? ????? ?????????? ?????? ???? ??????? ???????? ??????? ????? ?????????? ?????????????? ??? ????????? ????????? ???????????? ???????????? ????? ????????? ????????????? (147) ??????????? ??????? ??????? ?????????? ???????? ??????? ??????????? ????????? ??????? ?????????????? (148

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do�a mereka selain ucapan: �Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir�. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan� (QS. Ali �Imran: 146-148).

Dalam ayat lain Allah Ta�ala berfirman,
???????? ???????? ????????? ??????? ????????? ???????????? ???????????? ????? ????????? ?????????????

Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.� (QS. Al Baqarah: 250)

Do�a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas jalan yang lurus adalah,
???????? ??? ?????? ?????????? ?????? ???? ??????????? ?????? ????? ???? ???????? ???????? ??????? ?????? ???????????

Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).� (QS. Ali Imron: 8)

Do�a yang paling sering Nabi shallallahu �alaihi wa sallam panjatkan adalah,
??? ????????? ?????????? ??????? ??????? ????? ???????

Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi �alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).

Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam, kenapa do�a tersebut yang sering beliau baca. Nabi shallallahu �alaihi wa sallam seraya menjawab,
??? ????? ???????? ??????? ?????? ???????? ?????? ?????????? ?????? ???????????? ???? ????????? ??????? ?????? ????? ??????? ?????? ????? ???????

Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.�[24]
Dalam riwayat lain dikatakan,
????? ?????????? ?????? ??????? ????? ??????? ????????????

Sesungguhnya hati berada di tangan Allah �azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.�[25]

Keenam: Bergaul dengan orang-orang sholih.

Allah menyatakan dalam Al Qur�an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Ta�ala berfirman,
???????? ??????????? ?????????? ??????? ?????????? ??????? ??????? ????????? ????????? ?????? ?????????? ????????? ?????? ?????? ????? ??????? ???????????

Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.� (QS. Ali �Imran: 101)

Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta�ala berfirman,
??? ???????? ????????? ???????? ???????? ??????? ????????? ???? ?????????????

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).� (QS. At Taubah: 119)

Nabi shallallahu �alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
?????? ?????????? ?????????? ???????????? ????????? ???????? ??????? ????????? ? ??????? ??????????? ? ??? ?????????? ???? ??????? ????????? ?????? ??????????? ? ???? ?????? ??????? ? ??????? ??????????? ???????? ???????? ???? ???????? ???? ?????? ?????? ?????? ?????????

Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.� [26]

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, �Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.�[27]

Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih.

Al Fudhail bin �Iyadh berkata,
?????? ?????????? ????? ?????????? ??????? ????????

Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.�[28] Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.

�Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, �Jika kami memandang Fudhail bin �Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.�

Ja�far bin Sulaiman mengatakan, �Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi�.�[29]
Ibnul Qayyim mengisahkan, �Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang�.[30]

Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang yang sholih. Oleh karena itu, sangat penting sekali mencari lingkungan yang baik dan mencari sahabat atau teman dekat yang semangat dalam menjalankan agama sehingga kita pun bisa tertular aroma kebaikannya. Jika lingkungan atau teman kita adalah baik, maka ketika kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.

Kalau dalam masalah persahabatan yang tidak bertemu setiap saat, kita dituntunkan untuk mencari teman yang baik, apalagi dengan mencari pendamping hidup yaitu suami atau istri. Pasangan suami istri tentu saja akan menjalani hubungan bukan hanya sesaat. Bahkan suami atau istri akan menjadi teman ketika tidur. Sudah sepantasnya, kita berusaha mencari pasangan yang sholih atau sholihah. Kiat ini juga akan membuat kita semakin teguh dalam menjalani agama.

Demikian beberapa kiat mengenai istiqomah. Semoga Allah senantiasa meneguhkan kita di atas ajaran agama yang hanif (lurus) ini. Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu.

***

Diselesaikan di Panggang, Gunung Kidul, 20 Dzulhijah 1430 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id


[1] Jaami�ul �Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 246, Darul Muayyid, cetakan pertama, tahun 1424 H.
[2] Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, 5/304, Mawqi� At Tafasir.
[3] Ini pendapat Mujahid, As Sudi dan Zaid bin Aslam. Lihat Tafsir Al Qur�an Al �Azhim, Ibnu Katsir, 7/177, Dar Thoyyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H.
[4] Tafsir Al Qur�an Al �Azhim, 7/177.
[5] Jaami�ul �Ulum wal Hikam, hal. 245.
[6] HR. Muslim no. 38.
[7] Jaami�ul �Ulum wal Hikam, hal. 246.
[8] Idem
[9] HR. Bukhari no. 4699 dan Muslim no. 2871, dari Al Barro� bin �Azib.
[10] Tafsir Al Qur�an Al �Azhim, 4/502.
[11] Malaikat Jibril disebut ruhul qudus oleh Allah agar beliau tersucikan dari segala macam �aib, sifat khianat, dan kekeliruan (Lihat Taisir Al Karimir Rohman, �Abdurrahman bin Nashir As Sa�di, hal. 449, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H). Sehingga tidak boleh dikatakan bahwa Jibril memanipulasi ayat atau menyatakan bahwa Al Qur�an adalah perkataan Jibril dan bukan dari Allah. Ini sungguh telah menyatakan Jibril khianat dalam menyampaikan wahyu dari Allah. Wallahul muwaffiq.
[12] Lihat Wasa-il Ats Tsabat, Syaikh Sholih Al Munajjid, hal. 2-3, Asy Syamilah.
[13] Lihat Jaami�ul Bayan fii Ta�wilil Qur�an, Ibnu Jarir Ath Thobari, 21/438, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H.
[14] Tafsir Al Qur�an Al �Azhim, 7/184.
[15] HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya.
[16] Syarh Muslim, An Nawawi, 6/71, Dar Ihya� At Turots, cetakan kedua, tahun 1392 H.
[17] Fathul Baari lii Ibni Rajab, 1/84, Asy Syamilah
[18] HR. Bukhari no. 1152.
[19] HR. Bukhari no. 4564.
[20] Shifatush Shofwah, Ibnul Jauziy, 2/333, Darul Ma�rifah, Beirut, cetakan kedua, tahun 1399 H.
[21] Al Madkhol, 1/164, Mawqi� Al Islam
[22] Shifatush Shofwah, 1/438.
[23] Idem.
[24] HR. Tirmidzi no. 3522. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[25] HR. Ahmad (3/257). Syaikh Syu�aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat) sesuai syarat Muslim.
[26] HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.
[27] Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 4/324, Darul Ma�rifah, Beirut, 1379
[28] Siyar A�lam An Nubala�, 8/435, Mawqi� Ya�sub.
[29] Ta�thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al �Afani, hal. 466, Darul �Affani, cetakan pertama, tahun 1421 H
[30] Lihat Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96, Dar Ibnul Jauziy

Kirim Komentar




Mohon memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel. Komentar Anda akan kami review dahulu sebelum ditampilkan.

19 Komentar

  • jazakumullahu khairan�..

  • Subhanallah, Allahu Akbar

  • Jazakalloh khoyr atas artikel dan nasehat yang sangat menyejukan� semoga Alloh tetap meneguhkan hati ini dalam agama hanif ini dan dalam manhaj yang lurus ini� amiin barakallohu fyk

  • assalamu�alaikum

    jazahullahu khairan kepada
    usd.Muhammad Abduh Tuasikal dan juga kepada muslim.or.id
    atas dimuatnya nasehatnya yang sangat bermanfaat sekali ini,
    mudah-mudahan kita, terutama ana yang dha�if ini
    bisa istiqamah di atas agama yang haq ini,
    barakallahu fikum

  • assalamualaikum

    Ustadz izin copy artikelnya, semoga kita tetap istiqomah diatas Al-quran dan As-sunnah
    syukron

  • izin copas� sbg renungn ttp istiqomah����

  • Jazakallahu khairan..
    Saya baru benar-benar pahan pesan ustadz waktu yang lalu: �semoga Allah memberikan ke Istiqomahan kepada antum�

  • assalamualaikum,
    melihat judulnya saja, cukup membuat kita terharu. kadang kalau kita msh disekitar orang yang baik mungkin kita bisa ikut baik. tapi ketika kita berada dilingkungan yang kurang maka kitapun akan ikut arus. untuk itu, kita harus berkaca diri kepada orang tua yang sudah melewati masa-masa penuh cobaan. mereka telah melewati berbagai cobaan hidup. adapaun kita para pemuda, ikhwan dan akhwat sekalian, kita beru memulai jadi tidak ada jaminan bagi kita untuk merasa lebih dari orang lain dikalangan orang tua walaupun mereka kita lihat seperti biasa2 saja.
    dan karena masalah ini adalah masalah hidayah dan murni karunia Allah kepada hamba pilihannya, maka yang bisa kita lakukan adalah banyak berdo�a dan berharaf baik kepada Allah dan takut akan tergelincir kedalam lubang.
    Ikhwan dan akhwat sekalian, mungkin kita banyak mendengar orang2 teman2 ngaji sebelum kita, yang begitu kuat dalam menjalankan sunnah ini, tapi kemudian ada cobaan yang datang kepada mereka dan akhirnya banyak dari bagian agama yang ditinggalkan.
    walaupun demikian ikhwan dan akhwat sekalian kita berharaf supaya allah memperbaiki urusan mereka dan memaafkan kekeliriuan dan kekurangan mereka dan memberi petunjuk kepada mereka pada kebaikan sebagaimana mereka telah mengenalnya dulu. dan akhir segalanya segala daya dan upaya adalah milik Allah saja dan hanya rahmatnya saja yang kita harafkan
    wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.