Waspada, Obat Kuat Oplosan!
By. Jum'at 25 Desember 2009 23:16 Wita
Seks Anda bermasalah, jangan cari solusi dengan obat kuat. Pengertian dan saling terbuka terkadang merupakan obat yang manjur.
LARISNYA obat-obat kuat yang beredar di pasaran karena banyak laki-laki di masyarakat terobsesi mitos seks. Obat kuat dianggap sebagai salah satu solusi untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Parahnya lagi, masyarakat kuran teredukasi sehingga termakan oleh khasiat yang ditawarkan, bukan melihat efek yang ditimbulkan.
Soal mitos kekuatan seks di ranjang, seksolog dari Universitas Udayana Wimpie Pangkahila menjelaskan, hal tersebut sangat manusiawi. Setiap orang, khususnya kaum pria, punya obsesi untuk itu.
Tapi sayangnya sebagian besar masyarakat kita masih bodoh masalah tersebut. Akhirnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Mereka mengeruk keuntungan dari jualan obat kuat yang ternyata oplosan.
"Banyak obat herbal yang dioplos dengan obat kuat asli. Padahal tidak mungkin obat herbal bisa menguatkan seks," jelas Wimpie, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Wimpie, obat kuat yang asli memang ada. Hanya saja obat tersebut telah melalui sejumlah uji laboratorium dan terbukti berkhasiat dan aman dikonsumsi. Namun obat kuat yang asli harganya sangat mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.
Nah, peluang tersebut kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu yang ingin cari untung. Mereka kemudian mengoplos obat yang asli dengan obat herbal atau obat tradisional. Sehingga nilai jual jadi murah dan terjangkau. Padahal obat tersebut bisa membahayakan.
Dari sejumlah pemberitaan banyak orang yang mati mendadak karena mengkonsumsi obat kuat oplosan tersebut.
"Pemerintah harus menindak tegas para pembuat dan pedagang obat sampai ke pengadilan. Mereka bisa dibilang teroris karena telah membunuh masyarakat secara perlahan," tegas Wimpie.
Selain itu pemerintah perlu mengedukasi masyarakat supaya tidak tertipu dengan iklan-iklan produsen obat kuat. Peran media dianggap Wimpie sangat penting untuk melindungi masyarakat. Setidaknya media massa lebih selektif dalam memuat iklan obat kuat (Back)
0 komentar:
Posting Komentar